TULISAN: JEJAK KEHIDUPAN
KELAS LITERASI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
“Orang pandai setinggi apapun, tetapi jika tidak mau menulis akan hilang”. Ungkapan itu tepat sekali karena tulisan adalah jejak kehidupan dan warisan monumental. Berdasarkan itu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Unika Widya Mandala Madiun, Jumat, 29 September 2017 pukul 09.30-12.00 menyelenggarakan “Kelas Literasi” dengan pembicara Yupi (Radar Madiun), Nanang Eko Saputro dan Agus Setiawan (Penggiat Literasi Ponorogo).
Menciptakan passion menulis tidak mudah. Hal itu terjadi karena kita hidup linear, biasa-biasa saja, dan mengalir seperti air dan melayang terbawa angin berhembus. Mengawali tulisan agar menarik adalah yang bukan biasa-biasa saja dengan kalimat yang “menggebrak” untuk memancing rasa penasaran. Pendapat itu dikemukakan Yupi. Berbeda dengan Nanang yang menekankan bahwa menulis itu menyenangkan, menyadarkan, mewariskan pemahaman, menyadarkan, dan pemaknaan. Nanang lebih menekankan menulis karya fiksi cerpen lewat suspense, ketegangan yang memikat, merangkai antarkonflik, insiden, dan alur menyentak, membuat cerpen menarik.
Berbeda dengan Agus Setiawan yang lebih enjoy menulis artikel. Menulis artikel seperti tulisan lainnya terdiri atas pendahuluan-isi-penutup. Kata kunci menulis artikel adalah ada Problematika-Telusuri akar masalah-temukan Solusi. Ide tulisan dapat diperoleh dari membaca, mengamati realitas sosial, cerita teman, hasil berpikir, dan pengalaman yang membuat ide menjadi tak terbatas. Syarat artikel adalah aktual, factual, human interest, sesuai dengan media yang dibidik, berpikir kritis, sistematis, kemampuan analisis, analitis solutif, dan reflektif.
Selamat PBSI sebagai pelopor KELAS LITERASI di Wima dan di Madiun.